IFRS Foundation dan Global Reporting Initiative (GRI) pada Jumat (24/05/2024) mengumumkan perluasan kolaborasi untuk mengoptimalkan penggunaan standar pelaporan keberlanjutan mereka. Tujuannya adalah memastikan kompatibilitas dan keterhubungan pengungkapan terkait keberlanjutan, mengurangi beban pelaporan bagi perusahaan, dan menyelaraskan sistem pelaporan keberlanjutan secara global.
Erkki Liikanen, Ketua IFRS Foundation Trustees, mengatakan bahwa kesepakatan ini memperkuat Memorandum of Understanding yang ditandatangani pada Maret 2022. Emmanuel Faber, Ketua ISSB, menekankan pentingnya kolaborasi ini untuk memenuhi kebutuhan informasi pasar modal. Carol Adams, Ketua GSSB (the Global Sustainability Standards Board), menyatakan bahwa kesepakatan ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan pengungkapan dampak signifikan dari organisasi.
“Kesepakatan baru ini membuktikan komitmen kami untuk memperbaiki proses pengungkapan dampak paling signifikan dari suatu organisasi dalam konteks menjalankan keberlanjutan, serta risiko dan peluang yang dimiliki. Lalu pada tahap berikutnya, dimulai dengan lingkup keanekaragaman hayati (biodiversity), kesepakatan ini akan membangun momentum menuju sistem standar global yang sepenuhnya selaras. Kami percaya pelapor dan pemangku kepentingan, termasuk investor, akan menyambut langkah ini.”
International Sustainability Standards Board (ISSB) dari IFRS Foundation diluncurkan pada November 2021 di konferensi iklim COP26, dengan tujuan mengembangkan Standar Pengungkapan Keberlanjutan IFRS untuk menyediakan informasi mengenai risiko dan peluang keberlanjutan perusahaan bagi investor. Pada Juni 2023, IFRS merilis standar pelaporan keberlanjutan umum (IFRS S1) dan iklim (IFRS S2). Pada Juli, IOSCO, forum kebijakan dan pembuat standar internasional terkemuka untuk regulator sekuritas, mendesak regulator (pemerintah) untuk mengintegrasikan standar ini ke dalam kerangka pelaporan keberlanjutan mereka.
ISSB baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meluncurkan proyek baru untuk meniliti area terkait risiko dan peluang yang utama dalam perusahaan dalam menjalankan keberlanjutan, area utama seperti keanekaragaman hayati, ekosistem dan layanan ekosistem (ecosystem services), serta modal manusia. Proyek ini bertujuan untuk memberikan informasi yang akan membantu dalam penetapan standar pelaporan keberlanjutan di masa depan.
Standar Pelaporan Keberlanjutan GRI adalah salah satu standar global yang paling diterima untuk pelaporan keberlanjutan oleh perusahaan, memberikan komunikasi yang jelas tentang isu keberlanjutan kepada berbagai pemangku kepentingan. Pada 2021, GRI memperbarui standar secara signifikan dan baru-baru ini menerbitkan standar pelaporan biodiversity.
Menurut IFRS dan GRI, kolaborasi yang diperluas bertujuan untuk “menyediakan sistem pelaporan keberlanjutan yang mulus, global, dan komprehensif bagi perusahaan yang ingin memenuhi kebutuhan informasi baik investor maupun berbagai pemangku kepentingan.”
Di bawah kesepakatan baru ini, organisasi tersebut menyatakan bahwa ISSB dan GSSB akan bekerja sama untuk mengidentifikasi dan menyelaraskan pengungkapan-pengungkapan umum, dengan pilot metodologi awal yang dibangun berdasarkan standar keanekaragaman hayati baru dari GRI, dan proyek yang baru diumumkan oleh ISSB mengenai Biodiversity, Ecosystems, dan Ecosystem Services.
Menurut CEO GRI, Eelco van der Enden, kerjasama ini dibangun atas keinginan untuk memastikan bahwa standar GRI dan ISSB dapat digunakan bersama dengan mulus sehingga pelaporan keberlanjutan menjadi lebih efisien dan kuat.
- Mark Segal, “IFRS, GRI Collaborate on Interoperability for Sustainability Disclosure Standards” ESG Today, 24 Mei 2024, (lebih lanjut).
- “GRI and IFRS Foundation collaboration to deliver full interoperability that enables seamless sustainability reporting”, Globalreporting, 24 Mei 2024, (lebih lanjut)